Daun Turi daunnya kecil kecil hampir sama seperti daun petai
cina. Khasiatnya diantaranya dapat mengobati sakit kepala. caranya ambil daun
turi seperlunya lalu ditumbuk hingga halus. setelah lembut campur dengan cuka
sedikit. lalu tempelkan pada dahi. insya allah rasa pusing pada kepala dapat
hilang.
Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflora)
merupakan pohon kecil (tinggi mencapai 10m). Asal diduga dari Asia Selatan dan
Asia Tenggara namun sekarang telah tersebar ke berbagai daerah tropis dunia.
Bentuk berupa pohon dengan percabangan jarang, cabang
mendatar, batang utama tegak, tajuk cenderung meninggi, daun menyirip ganda.
Bunganya tersusun majemuk, mahkota berwarna putih, tipe kupu-kupu khas
Faboideae. Buah polong, menggantung.
Turi dimanfaatkan sebagai pohon peneduh jalan atau
pekarangan. Daun dan bunganya dapat disayur. Bunganya biasanya digunakan dalam
pecel. Kulit batang turi berkhasiat sebagai obat radang usus, obat seriawan dan
obat kudis.
Nama-nama lokal di Indonesia mencakup turi (Jawa Tengah),
turi (Pasundan), toroi (Madura), tuwi, suri (Mongondow), uliango (Gorontalo),
gorgogua (Buol), kayu jawa (Baree, Makasar), ajutaluma (Bugis), palawu (Bima),
tanunu (Sumba), gala-gala (Timor), tun (Ternate, Tidore).
Turi bisa dimanfaatkan untuk tanaman peneduh di kebuh maupun halaman
rumah. Banyak orang memanfaatkan bunganya sebagai bahan baku lalapan
yang enak dan bergizi. Bukan hanya itu, hampir seluruh bagian tanaman
ini bermanfaat untuk meredam beragam keluhan.Bukan hanya sebagai
campuran nasi pecel, turi, terutama bunganya, bisa digunakan untuk
membuat urap, yakni sayur-mayur rebus dicampur kelapa parut yang
dibumbui. Selain untuk dikonsumsi, bunga berwarna putih atau merah tua
itu juga berkhasiat obat.
Kaya Manfaat
Isnandar, ahli dan pengembang tanaman obar dari Sidoarjo, Jawa Timur, menilai bahwa hampir seluruh bagian tanaman turi ini bisa dimanfaatkan untuk beragam keperluan. Serat dalam pepagan (jaringan terluar yang melapisi batang kayu) dapat diolah dan dipintal menjadi benang untuk jala. Daun dan ranting mudanya untuk pakan ternak.
Bunganya mengandung vitamin B. Polong mudanya bisa digunakan sebagai sayur. Bahkan, biji turi bisa dimanfaatkan sebagai pengganti kedelai dalam pembuatan tempe, meski saat ini sudah jarang dilakukan.Daunnya bersifat tonik dan digunakan sebagai obat kuat dan antipiretik, penyembuh perut kembung, kolik (perut kejang), diare, disentri, dan kolera. Tumbukan daun turi juga berkhasiat sebagai obat luar.
Cairan daun dan batangnya sering digunakan sebagai obat kumur pembersih mulut dan kerongkongan. Getahnya, dalam bentuk tepung atau perasan, bersifat astrigen. Getah tersebut mengandung beberapa zat pewarna seperti agatin, basorin, dan zantoagatin.Di India, turi dianggap sangat berkhasiat. Semua bagian pohonnya dapat digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit buta senja karena mengandung banyak vitamin A.
Daun turi oleh penduduk Pulau Karimunjawa, Jawa Tengah, biasa digunakan sebagai bahan pewatna tradisional. Daun turi juga dimanfaatkan untuk menyembuhkan keputihan, sakit tenggorokan, kuku jari bengkak, batuk, dan mengatasi hidung berlendir atau sakit kepala.
Untuk meredakan demam nifas, daun turi ditumbuk, lalu air perasannya diminum. Bagian akarnya dimanfaatkan untuk batuk berdahak dan pegal linu.
Turi merupakan tananam asli Indonesia, tetapi kini banyak ditanam di Amerika Latin, Australia, dan Afrika Selatan. Pohonnya bisa tumbuh dengan cepat, sehingga dalam satu tahun saja turi sudah menghasilkan bunga dan polong.Dari banyak tumbuhan yang ada, turi tergolong tumbuhan yang hampir seluruh bagian pohonnya dapat dimanfaatkan. Kayunya menjadi bahan baku kertas, kayu bakar, dan arang.
Daun dan ranting muda juga merupakan makanan ternak yang kaya protein dan tak jarang dimanfaatkan sebagal pupuk hijau. Daunnya mengandung saponin, sehingga dapat digunakan sebagai pengganti sabun setelah diremas-remas dalam air untuk mencuci pakaian.Sari kulit batang pohon turi digunakan untuk menguatkan dan mewarnai jala ikan. Kulit batang tun merah kadang dijual dengan nama kayu timor.
Turi berbunga merah lebih banyak dipakai dalam pengobatan karena memang lebih berkhasiat. Mungkin karena kadar taninnya lebih tinggi, sehingga lebih manjur untuk pengobatan luka ataupun disentri.Hasil beberapa penelitian, bunga turi memiliki potensi untuk melembutkan kulit dan obat pencahar. Kulit batang dapat mengurangi rasa sakit (analgetik), penurun panas (antipiretik), astringen, perangsang muntah, dan tonik. Daunnya memiliki kemampuan mencairkan gumpalan darah, menghilangkan sakit, sebagai pencahar ringan dan peluruh kencing (diuretik).
Kaya Manfaat
Isnandar, ahli dan pengembang tanaman obar dari Sidoarjo, Jawa Timur, menilai bahwa hampir seluruh bagian tanaman turi ini bisa dimanfaatkan untuk beragam keperluan. Serat dalam pepagan (jaringan terluar yang melapisi batang kayu) dapat diolah dan dipintal menjadi benang untuk jala. Daun dan ranting mudanya untuk pakan ternak.
Bunganya mengandung vitamin B. Polong mudanya bisa digunakan sebagai sayur. Bahkan, biji turi bisa dimanfaatkan sebagai pengganti kedelai dalam pembuatan tempe, meski saat ini sudah jarang dilakukan.Daunnya bersifat tonik dan digunakan sebagai obat kuat dan antipiretik, penyembuh perut kembung, kolik (perut kejang), diare, disentri, dan kolera. Tumbukan daun turi juga berkhasiat sebagai obat luar.
Cairan daun dan batangnya sering digunakan sebagai obat kumur pembersih mulut dan kerongkongan. Getahnya, dalam bentuk tepung atau perasan, bersifat astrigen. Getah tersebut mengandung beberapa zat pewarna seperti agatin, basorin, dan zantoagatin.Di India, turi dianggap sangat berkhasiat. Semua bagian pohonnya dapat digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit buta senja karena mengandung banyak vitamin A.
Daun turi oleh penduduk Pulau Karimunjawa, Jawa Tengah, biasa digunakan sebagai bahan pewatna tradisional. Daun turi juga dimanfaatkan untuk menyembuhkan keputihan, sakit tenggorokan, kuku jari bengkak, batuk, dan mengatasi hidung berlendir atau sakit kepala.
Untuk meredakan demam nifas, daun turi ditumbuk, lalu air perasannya diminum. Bagian akarnya dimanfaatkan untuk batuk berdahak dan pegal linu.
Turi merupakan tananam asli Indonesia, tetapi kini banyak ditanam di Amerika Latin, Australia, dan Afrika Selatan. Pohonnya bisa tumbuh dengan cepat, sehingga dalam satu tahun saja turi sudah menghasilkan bunga dan polong.Dari banyak tumbuhan yang ada, turi tergolong tumbuhan yang hampir seluruh bagian pohonnya dapat dimanfaatkan. Kayunya menjadi bahan baku kertas, kayu bakar, dan arang.
Daun dan ranting muda juga merupakan makanan ternak yang kaya protein dan tak jarang dimanfaatkan sebagal pupuk hijau. Daunnya mengandung saponin, sehingga dapat digunakan sebagai pengganti sabun setelah diremas-remas dalam air untuk mencuci pakaian.Sari kulit batang pohon turi digunakan untuk menguatkan dan mewarnai jala ikan. Kulit batang tun merah kadang dijual dengan nama kayu timor.
Turi berbunga merah lebih banyak dipakai dalam pengobatan karena memang lebih berkhasiat. Mungkin karena kadar taninnya lebih tinggi, sehingga lebih manjur untuk pengobatan luka ataupun disentri.Hasil beberapa penelitian, bunga turi memiliki potensi untuk melembutkan kulit dan obat pencahar. Kulit batang dapat mengurangi rasa sakit (analgetik), penurun panas (antipiretik), astringen, perangsang muntah, dan tonik. Daunnya memiliki kemampuan mencairkan gumpalan darah, menghilangkan sakit, sebagai pencahar ringan dan peluruh kencing (diuretik).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar